Sepeda Yamaha Alfa warna biru itu..ku parkir di halaman parkir..gedung warna putih, yang hari ini cukup ramai. Walaupun hari minggu banyak ibu-ibu hamil yang datang rupanya sedang ada senam hamil. Di Parkiran sepeda motor itu..Bapak-Bapak yang dengan sabar menungguin istrinya yang sedang senam..duduk-duduk, ada yang merokok, ada yang baca koran, ada juga yang ngobrol sambil menikmati dawet banjarnegara yang sepertinya belum lama datang.Kami segera menuju ke lantai dua, ruang USG. Suasana masih sepi..Jam 10 pendaftaran baru buka, begitu informasi yang kudapat ketika aq telphone tadi pagi. "Bagaimana Mbak...wis siap" tanyaku kepadanya memecah kesunyian. "Sudah bu...klo iya mungkin ini cobaan, semoga saya siap menanggungnya" Katanya. Rusmini, gadis berparas manis, berhidung mbagir, berkulit bersih dan berambut sepinggang iini adalah pengasuhnya anak-anak. Dia selalu mengingat rambutnya dan dibiarkan di depan. Usianya hampir sama dengan keponakanku..berkisar 24 tahun, usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Klo kutanya tentang itu, dia bilang pacarnya sedang di Riau, mungkin baru tahun depan menikah. Ibunya seorang TKI ke arab saudi yang sudah hampir 3 tahun ini tidak pulang, sementara ayahnya seorang nelayan pencari ikan..yang tidak menentu penghasilannya. Dia hidup bersama neneknya dan bapaknya..disebuah rumah yang sudah permanen, lantai keramik dan cat tembok yang cerah. Membangun rumah dan membeli sebidang tanah untuk digarap Bapaknya adalah sebagian hasil dari Ibunya. Ketika 3 bulan yang lalu kami datang menjemputnya untuk membawanya bekerja sebagai pengasuh anak-anak kami, katanya dia bosan dirumah, dan ingin mulai menabung untk biaya menikah.
Setelah 3 bulan bersama kami, kuperhatikan perutnya semakin lama semakin besar. Aq dan suamiku mulai curiga, jangan-jangan dia hamil. Namun sama sekali tidak ada tanda -tanda mual mutah, namun perutnya semakin membesar. Hingga suatu malam, aq bertanya kepadanya..Mbak kok perute jenengan semakin lama koyo semakin besar, jenengan hamil ya..."tanyaku hati-hati kepadanya. Dia tertegun dengan pertanyaanku itu..Airmatanya berlinang sesaat kemudian "Bu..sebenarnya saya mau cerita, tapi saya takut..saya juga bingung bu..saya mau cerita kepada siapa..apa saya hamil atau tidak, saya ndak mual ndak mutah, tapi perut saya kok besar, dan saya sudah tes sensitive, katanya menunjunjukkan test sensitive yang kelihatan jelas dua garis merahnya itu kepadalu. Aq menghela nafas panjang..kapan kamu test ini Mbak. "pas saya pulang rumah..bu, lebaran idhul adha kemaren". Lha kamu paham ndak apa artinya ini" kataku. "Saya ndak paham bu, itu saya diberitahu sama pacar saya setelah saya bilang kepadanya bahwa saya telat. trus saya test sendiri. Tapi saya masih bingung bu..soalnya bulek saya pernah ditest sensitive hamil ternyata setelah dibawa ke dokter cuma gumpalan daging", katanya lagi. "Lha kamu pernah melakukan ndak sama pacarmu? Tanyaku lebih dalam. "Bu..demi Tuhan saya belum pernah melakukan hubungan suami istri, tapi dia pernah nempel2kan kemaluannya ke saya, apakah itu bisa hamil bu?" "Yo wis mbak...supaya kamu yakin, besok kita USG, biar lebih jelas. biar kamu tidak bingung. tapi klo sudah tahu..harus siap segala reskionya. "Mbak..walaupun kalian tidak melakukan hub suami istri, tapi klo penisnya dan vaginamu ketemu dan pada saat itu kalian tidak pake celana, itu kamu bisa hamil, karena sperma yang partikelnya sangat kecil dan bisa melesat cepat mbak, lha tentang bulikmu itu..ya..dia memang hamil, mungkin janinnya tidak berkembang sehingga dokter memutuskan untuk mengiretnya..dan memang janin itu gumpalan daging, begitu mbak".
"Rusmini.."panggilan ibu bidan itu..menyadarkan lamunanku. Kami segera masuk. Kapan Mens terakhir kata bidan berpaju putih-putih itu. "Tanggal 1 Juli bu.." sahut Mbak Mini. Seorang bidan berbaju merah muda segera mempersilahkan Mbak Mini tidur dan mengoleskan cairan ke perutnya. Ku liat bola mata mbak mini mulai berair. Ini bu..usianya sudah 26 minggu setara dengan 6 bulan, ini detak jantungnya..sehat..berat badannya..hampir 1kg, namun ini masih kurang harusnya lebih.., anaknya laki-laki bu..liat penisnya..."kata bu bidan lagi. Mbak mini terus meneteskan air mata, dan setelah menyelesaikan administrasi, kami segera keluar ruangan
Di ruang tengah kami, Mbak mini masih meneteskan air mata, karena ternyata, lelaki yang dicintainya itu..sudah beristri, istrinya dijakarta, dia selama ini dikelabuhi dengan menunjukkan KTP belum kawin. dan yang lebih menyakitkan..lelaki itupun juga sekarang tidak bisa dihubungi setelah Rusmini menceritakan bahwa dia sudah hamil, Laki-laki sulit dihubungi, dia menghlang, disms tak dijawab, HPnya tidak aktif. "Sudahlah..Mbak, semua sudah terjadi, sekarang Mbak Mini harus menceritakan ini kepada keluarga, agara ada dukungan". "Iya..bu..saya akan merawat anak ini, akan saya sayangi dia...ini sudah menjadi resiko dan cobaan Allah untuk saya, sepertinya tidak percaya..tapi ternyata ini nyata..saya sudah ditipu".Rusmini...gadis baik ini harus menerima kenyataan pahit.
Mbak mini..yang sabar, Allah tidak memberikan cobaan kepada hambanya diluar batas kemampuannya. Dan yakinlah..bersama kusulitan ada kemudahan, semoga anak yang kamu lahirkan..akan memberikan barokah untuk keluargamu
Saat kita dimabuk cinta..terutama kaum hawa, harus sadar bahwa setiap perbuatan yang kita lakukan ada resikonya, hati-hati sebelum bertindak. Tunggu saatnya tiba..sehingga penantian yang panjang akan terasa indah. jangan sampai ada Rusmini..rusmini yang lain lagi....